Wednesday, May 25, 2016

Media Sosialisasi | Sosialisasi Primer dan Sekunder (Keluarga, Sekolah, Kelompok / Teman, dan Media Massa)

Sosialisasi dapat berlangsung secara formal maupun informal. Secara formal, sosialisasi berlangsung secara teratur karena di dalamnya disajikan seperangkat ilmu pengetahuan secara teratur dan sistematis, serta dilengkapi oleh perangkat norma yang tegas dan harus dipatuhi. Sosialisasi ini dilakukan secara sadar dan disengaja, misalnya di sekolah. Sementara itu, sosialisasi secara informal dilakukan melalui interaksi pergaulan yang informal. Sosialisasi ini bersifat tidak sengaja. Proses ini terjadi apabila seseorang mempelajari polapola keterampilan, norma, atau perilaku melalui pengamatan informal terhadap interaksi orang lain, misalnya berkomunikasi dan bergaul dengan kelompoknya.
      Sosialisasi dapat dilakukan dengan berbagai pihak yang disebut media sosialisasi. Dilihat dari siapa yang berperan dalam melakukan sosialisasi, maka sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.
a. Sosialisasi primer, adalah sosialisasi yang paling dasar dan utama, yang berlangsung pada anak usia 0 sampai 5 tahun. Dalam sosialisasi primer, pihak yang berperan adalah keluarga.
b. Sosialisasi sekunder, terjadi setelah sosialisasi primer. Dalam sosialisasi sekunder pihak yang berperan adalah di luar keluarga, antara lain sekolah, teman sebaya, dan media massa.
      Keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media massa merupakan media sosialisasi. Media sosialisasi yaitu orang, kelompok, atau lembaga yang mengajarkan kepada kita tentang apa yang harus diketahui mengenai semua hal yang diperlukan untuk bisa hidup dalam masyarakat.

Media Sosialisasi
(a) Keluarga berperan dalam sosialisasi primer,
(b) teman sebaya merupakan salah satu pihak yang berperan dalam sosialisasi sekunder.
Berikut adalah media-media dalam melakukan sosialisasi:
a. Keluarga
    Keluarga adalah agen (wahana) sosialisasi yang pertama dan utama, di mana anak akan diajarkan cara berhubungan dengan orang tua, saudara-saudara, serta mungkin sanak kerabatnya. Melalui pendidikan keluarga, anak akan mengenal dunia di sekitarnya dan pola-pola pergaulan sehari-hari. Layaknya sebuah keluarga yang harmonis, orang tua akan mencurahkan perhatian dan mendidik anak-anaknya agar memiliki dasar-dasar pergaulan hidup yang benar melalui penanaman nilai-nilai moral dan kebajikan.
Umumnya perlakuan orang tua yang dapat menunjang sosialisasi adalah sebagai berikut.
1) Mengusahakan agar anak-anaknya selalu dekat dengan orang tuanya.
2) Memberikan pengawasan dan pengendalian perilaku anak secara wajar.
3) Mendidik anak untuk dapat membedakan perilaku yang benar dan salah.
4) Memberikan contoh perilaku yang baik.
5) Memberikan perlindungan, baik secara fisik maupun mental.
    Apabila dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal yang menyimpang, maka anak-anak biasanya akan mengalami kekecewaan. Timbulnya kekecewaan dipicu oleh hal-hal berikut ini.
1) Kesibukan kerja orang tua yang luar biasa, sehingga anak-anaknya tidak diperhatikan. Faktor ini menyebabkan hubungan antara orang tua dan anak semakin renggang dan jauh. Di masa pertumbuhan, seorang anak sangat membutuhkan perlindungan dan tokoh panutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, tidak jarang anak-anak akan menyalurkannya pada hal-hal yang bersifat negatif, misalnya merokok, meminum minuman keras, atau penggunaan narkotika.
2) Orang tua terlalu memaksakan kehendak, gagasan, serta idenya kepada anak, sehingga anak merasa tertekan. Akibat dari tindakan ini akan memunculkan sifat pembangkangan dan perlawanan.

b. Sekolah
    Agen sosialisasi ini merupakan sistem pendidikan formal. Di sekolah, pada umumnya seorang murid mempelajari halhal yang belum dipelajari sebelumnya dalam keluarga ataupun dalam grup teman sebaya yang menjadi teman bermainnya. Sekolah mempersiapkan seorang anak untuk menguasai berbagai peranan untuk hidupnya di masa depan, agar kelak anak tersebut tidak lagi bergantung pada orang tuanya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mengandung berbagai
unsur nilai yang mengatur tata kehidupan dalam masyarakat pendidikan. Aturan-aturan tersebut dibuat sebagai patokan bagi siswa, guru, pegawai tata usaha, pesuruh sekolah, penjaga sekolah untuk mengatur semua tata kehidupan sekolah agar sesuai dengan aturan yang berlaku. Apabila ada salah satu unsur yang salah, misalnya kamu terlambat datang ke sekolah karena kesiangan, maka kamu akan diberi peringatan oleh guru untuk tidak mengulanginya lagi.
Sosialisasi Primer dan Sekunder
Guru sebagai motivator dalam sosialisasi di sekolah.
    Norma-norma dan nilai-nilai yang ada di sekolah bagi sebagian di antara kamu mungkin dirasakan sangat ketat. Namun sebagian lain tidak, karena sudah terbiasa dengan aturan yang diberlakukan dalam keluarga dan teman sepermainan. Aturan yang ada di sekolah bukan untuk ditakuti, tetapi untuk ditaati. Dengan aturan tersebut, suasana belajar dan berkawan akan semakin nyaman karena masing-masing mengetahui batas-batasnya tersendiri.

c. Kelompok (Teman Sebaya)
    Apakah kamu termasuk salah satu anggota tim sepak bola, bola voli, atau jenis olah ragalainnya? Atau mungkin kamu anggota grup menggambar, grup bahasa, atau grup pecinta lingkungan?
Kelompok atau grup merupakan agen sosialisasi lainnya selain yang telah disebutkan di atas. Dalam kelompok, kamu akan belajar memahami peran dan kedudukan orang lain. Pada masa kanak-kanak, seorang anak akan bergaul dengan teman sepermainannya. Pada masa ini, pengaruh kelompok
tidak akan begitu tampak, walaupun pada masa itu seorang anak sudah memiliki teman di luar keluarganya. Sahabatnya mungkin anak tetangga, teman satu kompleks, teman satu desa, atau teman satu kelas. Bentuk sosialisasinya mungkin hanya berdasarkan pada kesamaan minat serta kesukaan yang sama-sama dimiliki oleh setiap anggota.
Media Sosialisasi | Sosialisasi Primer dan Sekunder (Keluarga, Sekolah, Kelompok / Teman, dan Media Massa)
Sosialisasi dalam kelompok memberikan pengaruh pada pembentukan kepribadian seseorang.
    Sosialisasi dalam kelompok sangat berbeda dengan sosialisasi dalam keluarga. Dalam keluarga, sosialisasi berlangsung tidak sederajat. Dalam arti kamu bisa bersosialisasi dengan semua anggota keluarga misalnya ayah, ibu, adik, nenek, kakek, paman, dan bibi. Tetapi dalam kelompok, sosialisasi
berlangsung dalam kelas sederajat, karena kamu memiliki usia yang sama.

d. Media Massa
    Salah satu agen sosialisasi yang memiliki pengaruh yang sangat besar pada anak dan orang dewasa adalah media massa. Jenis media massa terdiri dari media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (televisi, radio, compact disc, film, dan kaset). Jenis-jenis media ini merupakan alat penyebar informasi yang sangat cepat dan efektif, karena dapat menjangkau masyarakat luas pada
berbagai kalangan dari kota hingga ke pelosok daerah. Media massa menyajikan berbagai berita dan cerita yang secara langsung diidentifikasi dan akan berpengaruh pada perilaku kehidupan masyarakat. Salah satu jenis media massa yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah televisi. Acara apa yang biasanya kamu tonton? Apakah kamu memiliki keinginan untuk meniru tokoh dalam acara tersebut?
     Salah satu acara yang mungkin banyak kamu tonton adalah film kartun, misalnya Dragon Ball, Detective Conan, atau TinTin. Disadari atau tidak, ketiga film kartun tersebut akan memengaruhi perilakumu. Contohnya, kamu akan mengoleksi semua pernak-pernik yang berhubungan dengan tokoh-tokoh yang ada dalam film kartun tersebut, atau bahkan memakai kostum seperti tokoh idolamu. Acara-acara yang disuguhkan oleh stasiun televisi sudah sangat beragam; dari acara pendidikan, hiburan, sampai pada acara tindak kriminal, yang keseluruhannya akan berpengaruh pada tindakan masyarakat. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, beberapa stasiun televisi menyarankan agar anak selalu didampingi oleh orang tua dalam menonton acara televisi. Hal ini untuk memberikan pengertian kepada anak mengenai acara yang disajikan, supaya anak dapat mengerti maksud isi acara tersebut.

Artikel Terkait