Ledakan Penduduk (Pengertian, Faktor Penyebab, Dampak Negatif, dan Cara Mengatasi Ledakan Penduduk)
Ledakan penduduk adalah suatu keadaan kependudukan yang memperlihatkan pertumbuhan yang melonjak cepat dalam jangka waktu yang relatif pendek. Ledakan penduduk biasanya terjadi karena angka kelahiran sangat tinggi, sedangkan angka kematian mengalami penurunan yang drastis. Penurunan angka kematian yang drastis ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena membaiknya kondisi kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat. Jumlah penduduk dapat bertambah dengan sangat besar. Hal itu dapat terjadi bila tingkat kelahiran meningkat tajam dan angka kematian menurun drastis. Penurunan kematian dan kenaikan tingkat kelahiran terjadi karena semakin bagusnya tingkat kesehatan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi umumnya terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tinggi jika tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas ekonomi maka akan menurunkan kesejahteraan penduduk suatu negara. Di samping itu, kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup semakin parah akibat dieksploitasi oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dampak ledakan penduduk antara lain semakin tingginya angka pengangguran, kriminalitas, dan memburuknya kondisi sosial lainnya.
Pada umumnya, ledakan penduduk terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang, termasuk di Indonesia. Pertambahan penduduk Indonesia dalam kurun waktu hanya 40 tahun meningkat lebih dari 100%. Pada tahun 1961, jumlah penduduk Indonesia hanya 97.985.000 jiwa, tetapi pada tahun 2000 telah meningkat menjadi 203.456.000 jiwa. Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhaan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Faktor-Faktor Penyebab Ledakan Penduduk
Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya ledakan penduduk adalah:
1. Tingkat kematian yang menurun.
2. Tingkat kelahiran yang tinggi.
3. Adanya kawin usia muda.
4. Adanya rasa tanggung jawab pada keluarga.
5. Adanya sikap religi bahwa anak adalah anugerah Tuhan.
6. Adanya faktor wanita masih sebagai tenaga di rumah.
Dampak Negatif Ledakan Penduduk
Beberapa dampak negatif yang timbul sebagai akibat terjadinva ledakan penduduk di antaranya sebagai berikut.
1. Tingkat kemiskinan semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk yang cepat biasanya tidak serta merta diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat.
2. Pertumbuhan penduduk yang cepat tidak seimbang dengan peningkatan produksi pangan dapat mendorong kekurangan pangan.
3. Timbulnya permukiman atau daerah kumuh di perkotaan sebagai akibat mahalnya harga tanah dan rumah.
4. Pemerintah mengalami kesulitan menyediakan sarana kebutuhan masyarakat seperti sarana pendidikan dan kesehatan, perumaham, dan lain-lain disebabkan memerlukan dana yang besar dan lokasinya padat oleh permukiman penduduk.
5. Meningkatnya kebutuhan akan ruang dan lingkungan hidup.
6. Menimbulkan persaingan (pertentangan) di masyarakat sebagai akibat meningkatnya kebutuhan akan pangan dan kebutuhan lainnya.
7. Tidak seimbangnya kebutuhan akan lapangan pekerjaan dengan pertumbuhan penduduk yang dengan sendirinya menim-bulkan banyak pengangguran dan masalah sosial lainnya.
8. Timbulnya kemiskinan, rumah kumuh, pertentangan antar etnik, tawuran warga yang diawali dengan hal-hal kecil dan stabilitas politik yang tidak mantap akan nampak menjadi pemandangan rutinitas yang sulit untuk mengatasinya.
Cara Menanggulangi / Mengatasi Ledakan Penduduk
Jika dampak dari ledakan penduduk tidak segera diatasi, dapat mengakibatkan suatu negara mengalami kesulitan dalam mempercepat proses pembangunannya. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak ledakan penduduk, di antaranya:
1. melaksanakan program Keluarga Berencana (KB), yaitu mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui cara pengendalian kelahiran;
2. menggalakan program transmigrasi;
3. meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga kemampuannya bekerja untuk membangun dirinya menjadi lebih baik;
4. memperluas lapangan kerja;
5. pengiriman tenaga kerja ke negara tetangga.