Tuesday, July 26, 2016

Migrasi / Mobilitas (Pengertian, Faktor Migrasi, Dampak Migrasi, dan Upaya Mengatasi Dampak Negatif Migrasi Penduduk)

Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Migrasi juga dapat diartiakan perpindahan penduduk antar daerah dengan melintasi batas administrasi tertentu, baik untuk tinggal sementara ataupun menetap. Migrasi yang dilakukan untuk menetap dapat memengaruhi perubahan jumlah penduduk suatu daerah.

Migrasi / Mobilitas (Pengertian, Faktor Migrasi, Dampak Migrasi, dan Upaya Mengatasi Dampak Negatif Migrasi Penduduk)
Adapun pola mobilitas penduduk meliputi: 
A. Mobilitas penduduk permanen (migrasi), yang meliputi:
1) Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
    a. Imigrasi adalah masuknya penduduk dari negara lain ke dalam suatu negara. Orang-orang yang melakukan imigrasi disebut imigran. Contohnya, orang-orang Thailand, Hong Kong, dan Malaysia yang datang ke Indonesia untuk bekerja.
    b. Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari dalam satu negara ke negara lain.
        Contohnya, penduduk Indonesia yang pergi ke Timur Tengah untuk bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI).
    c. Remigrasi atau repatriasi yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara kembali ke negaranya sendiri. Remigrasi sering juga disebut kembali ke tanah air.
       Contohnya, penduduk Indonesia yang bekerja di Timur Tengah, ataupun mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan di Mesir kembali ke tanah air.
2) Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri dari:
    a. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
    b. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau
         yang masih jarang penduduknya.
Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda dari daerah Kedu ke daerah Lampung sebanyak 155 keluarga.
    c. Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa.
    d. Evakuasi adalah perpindahan penduduk untuk menghindari bahaya.
B. Mobilitas penduduk nonpermanen (sirkuler), yang meliputi:
    1) Mobilitas ulang alik atau mobiltas harian, yakni penduduk yang karena pekerjaannya harus melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke tempat bekerjanya di lain daerah.
    2) Mobilitas bermusim, yakni penduduk yang karena pekerjaan atau keperluannya untuk sementara waktu menetap di suatu daerah dan dalam jangka waktu tertentu kembali ke tempat tinggalnya.

Migrasi penduduk juga dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Migrasi internal, yaitu perpindahan penduduk dalam satu negara, misalnya urbanisasi dan transmigrasi.
2. Migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.

Faktor Migrasi
       Adapun tentang alasan seseorang melakukan migrasi tentunya beragam dan dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi sebagai berikut.
1. Faktor ekonomi yaitu ingin memperoleh kesejahteraan yang lebih baik di tempat yang baru.
2. Faktor pendidikan yaitu migrasi yang terjadi karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Lokasi perguruan tinggi biasanya terpusat di suatu wilayah tertentu, khususnya perkotaan.
3. Faktor pekerjaan yaitu migrasi yang terjadi karena penugasan yang diberikan oleh pemimpin tempatnya bekerja.
4. Faktor keselamatan yaitu daerah yang sering dilanda bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan bencana-bencana alam lainnya. Hal itu menyebabkan banyak penduduk di tempat tersebut yang bermigrasi ke tempat lain yang bebas dari gangguan bencana alam.
5. Faktor keamanan yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan di tempat mereka sebelumnya.
6. Faktor politik yaitu migrasi yang terjadi karena adanya perbedaan politik di antara warga masyarakat.
7. Faktor agama yaitu migrasi yang terjadi karena perbedaan agama sehingga sebagian penduduk merasa kurang bebas menjalankan ajaran agamanya.
8. Faktor sosial, yaitu migrasi yang terjadi karena adanya tekanan-tekanan sosial dari masyarakat terhadap seseorang sehingga ia berimigrasi.
9. Faktor kepentingan pembangunan yaitu migrasi yang terjadi karena suatu daerah permukiman penduduk terkena proyek pembangunan seperti pembuatan jalan tol Cipularang.
(Baca juga: Jenis-Jenis Migrasi Beserta Dampak dan Faktor Penyebabnya)

Dampak Migrasi
      Masing-masing migrasi ini memiliki dampak yang berbeda sehingga pembahasan tentang dampak migrasi akan diuraikan berdasarkan dua jenis migrasi tersebut.
A. Dampak positif migrasi internasional
1. Dampak positif imigrasi
    - Migrasi mendorong terjadinya proses alih teknologi dari tenaga asing kepada tenaga kerja Indonesia.
    - Kedatangan orang-orang asing ke Indonesia mempercepat proses pembangunan, dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
    - Imigrasi dari negara-negara asing, terutama dari negara maju yang bertujuan untuk bekerja di Indonesia. Biasanya, tenaga ahli yang mempunyai keterampilan (skill) yang baik. Hal ini dapat membantu kekurangan tenaga ahli di Indonesia.
    - Dapat menambah rasa persahabatan dan kebersamaan antarbangsa. Adanya orang-orang asing yang tinggal di Indonesia akan memudahkan kita untuk bergaul dan mengenal mereka secara langsung sehingga timbul suatu rasa kebersamaan dengan mereka.
2. Dampak positif emigrasi
     - Meningkatkan persediaan devisa negara berupa mata uang asing yang diperoleh dari orang Indonesia yang kerja di luar negeri (TKI).
     - Mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap tenaga-tenaga ahli dari luar negeri. Dengan banyaknya orang Indonesia yang belajar di luar negeri menjadikan investasi sumber daya manusia yang bermutu di kemudian hari.
     -Dapat menjadi duta bangsa untuk memperkenalkan Indonesia di negara lain.  
B. Dampak positif migrasi nasional
    Terdapat beberapa dampak positif dari migrasi nasional, di antaranya sebagai berikut.
1. Dampak positif transmigrasi .
     - Lahan-lahan yang kosong dapat dimanfaatkan.
     - Penduduk yang ditransmigrasikan kehidupannya dapat lebih baik secara ekonomi.
     - Meningkatnya produksi, terutama di bidang pertanian.
     - Dapat mempercepat pemerataan penduduk.
     - Mengurangi jumlah pengangguran, terutama bagi mereka yang ditransmigrasikan.
2. Dampak positif urbanisasi adalah sebagai berikut.
     - Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota.
     - Banyak di antara penduduk desa yang telah berurbanisasi ke kota tergolong orang yang berhasil.
     - Membawa dampak positif bagi pembangunan desa.
     - Meningkatkan taraf hidup keluarga yang ditinggalkan di desa.
     - Dinamika kehidupan kota bertambah ramai seperti kegiatan perdagangan.
     - Kesempatan membuka usaha-usaha baru semakin luas.
3. Dampak positif ruralisasi adalah sebagai berikut.
    - Menjadi pendorong pembaruan di desa, terlebih jika yang pindah adalah penduduk yang berpendidikan.
    - Membantu kekurangan tenaga terampil di desa.
    - Mendorong kemajuan perekonomian di desa.
    - Dampak negatif migrasi internasional

     Selain memberikan banyak dampak positif bagi kehidupan masyarakat, migrasi juga dapat menimbulkan dampak negatif yang kurang baik.
A. Dampak negatif migrasi internasional
1. Dampak negatif imigrasi
    - Orang-orang yang melakukan imigrasi adakalanya di antara mereka terdapat orang-orang yang bertujuan tidak baik, seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, memata-matai, dan sebagainya.
    - Imigran asing yang datang untuk bekerja kadang-kadang dapat menimbulkan kecemburuan sosial antara tenaga kerja asing dan tenaga kerja dalam negeri.
    - Berkembangnya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Apabila filter dari masyarakat rendah, dapat merusak budaya kita.
2. Dampak negatif emigrasi
    - Tenaga-tenaga terampil dalam negeri lebih memilih tinggal di luar negeri, apabila kehidupan di luar negeri lebih baik.
    - Jika emigran-emigran dari Indonesia ke luar negeri merupakan tenaga-tenaga ahli/terampil, akan mengurangi tenaga ahli yang ada di dalam negeri.
    - Oknum emigran-emigran dari Indonesia yang melakukan tindakan-tindakan yang dilarang di negara lain, dapat memperburuk citra Indonesia di luar negeri.
 B. Dampak negatif migrasi nasional
    Migrasi nasional yang banyak terjadi di Indonesia terutama transmigrasi dan urbanisasi.
1. Dampak negatif transmigrasi
    a) Transmigrasi memerlukan dana yang cukup besar sehingga banyak menghabiskan keuangan negara.
    b) Terkadang mendorong kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dan para transmigran.
    c) Adanya transmigran yang kurang sungguh-sungguh dapat menyebabkan kegagalan dalam pelaksanaan transmigrasi sehingga dana yang dikeluarkan menjadi sia-sia.
    d) Beberapa orang dari transmigran tidak betah di tempat tinggal yang baru dan kembali lagi ke tempat asalnya. Hal ini menyebabkan citra transmigrasi menjadi kurang baik.
Dalam mengatasi dampak negatif dari transmigrasi, dapat dilakukan beberapa upaya, di antaranya sebagai berikut.
1. Dalam rangka mengurangi biaya yang dikeluarkan pemerintah, jenis proyek transmigrasi dapat lebih diutamakan transmigrasi spontan atau swakarsa.
2. Dilakukan proses seleksi yang lebih baik kepada calon-calon transmigran sehingga orang-orang yang ditransmigrasikan benar-benar telah siap mental maupun fisik.
3. Menyiapkan lahan yang baik dan siap untuk ditempati.
4. Dilakukan kerja sama dengan masyarakat setempat di daerah dekat transmigrasi, seperti diadakan pelatihan bersama dan bantuan berupa fasilitas yang hampir sama dengan yang diberikan kepada para transmigran.
2. Dampak negatif urbanisasi
    Urbanisasi yang terus-menerus berlangsung dapat menyebabkan jumlah penduduk kota meningkat dengan cepat sehingga terjadilah ledakan penduduk di perkotaan dan sebaliknya persentase penduduk desa terus mengalami penurunan. Pertumbuhan jumlah penduduk kota yang sebagian berasal dari urbanisasi, telah menimbulkan berbagai masalah yang merupakan dampak negatif dari urbanisasi antara lain sebagai berikut.
 Terhadap desa:
    - Produktivitas desa menjadi rendah karena penduduk yang tinggal di desa kebanyakan orang-orang tua. Para pemudanya biasanya lebih senang tinggal di kota.
    - Tenaga terampil di desa berkurang dengan berpindahnya tenaga berpendidikan dan terampil ke kota.
    - Umumnya orang-orang desa yang berurbanisasi ke kota yang melanjutkan pendidikan enggan kembali sehingga desa kekurangan tenaga terdidik.
Terhadap kota:
    - Mendorong terjadinya kemacetan lalu lintas.
    - Mendorong meningkatnya harga lahan di kota sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat kecil.
    - Banyaknya yang tinggal di kota menyebabkan persediaan tenaga kerja lebih besar daripada kesempatan kerja sehingga terjadilah pengangguran.
    - Banyaknya pengangguran dapat mendorong meningkatnya kriminalitas.
    - Padatnya penduduk di kota menyebabkan timbulnya permukimanpermukiman kumuh.
     Beberapa dampak negatif di atas tentunya perlu diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga tidak menimbulkan akibat yang lebih parah, baik bagi kehidupan di perkotaan maupun di pedesan.
Di antara upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif migrasi di antaranya adalah:
a) Pemerataan pembangunan ke daerah-daerah sehingga penduduk tidak selalu terdorong untuk pindah ke kota.
b) Pengembangan perekonomian desa sehingga kesempatan kerja dan sumbersumber keuangan tersedia pula di desa.
c) Pembangunan sarana dan prasarana umum seperti jalan raya, listrik, telepon dan sebagainya di pedesaan sehingga hubungan antara desa dan kota menjadi lancar.
d) Pembangunan sarana pendidikan yang memadai sehingga orang desa tidak harus selalu pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikannya.
Upaya Mengatasi Dampak Negatif Migrasi
      Untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif dari berbagai jenis migrasi tersebut, pemerintah mengambil langkah-langkah, berikut ini.
1. Merealisasikan pemerataan pembangunan antardaerah, sehingga kesenjangan pembangunan dapat dikurangi.
2. Melaksanakan program-program pembangunan desa, seperti pelaksanaan IDT (Inpres Desa Tertinggal) dan program Bangga Suka Desa, sehingga dapat lebih mengoptimalkan pembangunan desa.
3. Meningkatkan hasil-hasil pertanian melalui intensifikasi pertanian ataupun ekstensifikasi pertanian.
4. Merangsang kegiatan industri di pinggiran kota atau dekat dengan kawasan pedesaan, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
5. Melakukan kebijakan “kota tertutup”, yaitu larangan bagi penduduk (khususnya penduduk pendatang) yang tidak memiliki KTP atau pekerjaan tetap untuk tinggal di kota yang dituju.
6. Melaksanakan pembangunan terpadu antardaerah dalam satu kawasan, misalnya antara Jakarta dengan Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor sehingga pusat pertumbuhan tidak hanya memusat di Jakarta.
Itulah tadi bahasan mengenai pengertian migrasi, faktor serta dampak dari migrasi, semoga bermanfaat :)

Artikel Terkait