Pengertian Drama dan Unsur - Unsur Drama
Pengertian Drama dan Unsur - Unsur Drama - Anda pasti tidak asing lagi dengan drama, karena memang sering di tampilkan di TV maupun panggung. Drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui adegan dan dialog. Adegan dan dialog dalam drama tidak jauh berbeda dengan adegan serta dialog yang terjadi dalam kehidupan sehari - hari. Dengan melihat drama, penonton seolah - olah melihat kehidupan dan kejadian dalam masyarakat. Hal ini karena drama merupakan potret kehidupan manusia, yang suka dan duka, konflik dan aneka kehidupan lainnya yang memang penuh warna. ( Baca Juga : Kumpulan Puisi Cinta Romantis Buat Orang Tersayang ).
Unsur - Unsur Drama
Tokoh
Tokoh adalah orang - orang yang berperan dalam suatu drama. Berdasarkan perannya terhadap jalan cerita, tokoh bisa dibedakan menjadi tiga.- Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada suatu ada dua figur tokoh protagonis utama yang di bantu oleh tokoh - tokoh lainnya yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita.
- Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita dan beberapa figur pembantu yang ikut menentang cerita.
- Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.
Dialog
Dua tuntutan yang harus dipenuhi dalam percakapan atau dialog.
- Dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialog harus dipergunakan untuk mencerminkan sesuatu yang telah terjadi sebelum cerita itu dimainkan, sesuatu yang sedang terjadi di luar panggung selam cerita itu berlangsung, dan harus pula dapat mengungkapkan pikiran - pikiran serta perasaan - perasaan para tokoh yang turut berperan di atas pentas.
- Dialog yang diucapkan di tas pentas lebih tajam dan tertib dari pada ujaran sehari - hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja, para tokoh harus berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan alamiah.
Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan penyelesaian.
Jenis - jenis alur adalah sebagai berikut.
- Alur maju, yaitu penceritaan rangkaian peristiwa mulai dari peristiwa paling awal sampai peristiwa terakhir.
- Alur mundur, yaitu penceritaan rangkaian peristiwa mulai dari peristiwa yang paling akhir kemudian berbalik ke peristiwa yang paling awal.
- Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur di dalam suatu cerita.
Sebuah cerita drama bergerak dari suatu permulaan, melalui suatu bagian tengah menuju suatu akhir. Dalam drama, bagian - bagian ini dikenal sebagai eksposisi, komplikasi, dan resolusi
- Eksposisi suatu cerita menentukan aksi dalam waktu dan tempat, memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi suatu cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita tersebut, dan adakalanya membayangkan resolusi yang akan di buat dalam cerita itu.
- Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Sang pahlawan atau pelaku utama menemukan rintangan - rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami aneka kesalah-pahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintangan - rintangan ini. Pengarang dapat mempergunakan teknik flash back atau sorot balik untuk memperkenalkan penonton dengan masa lalu sang pahlawan, menjelaskan suatu situasi , atau untuk memberikan motivasi bagi aksinya.
- Resolusi atau denouement hendaklah muncul secara logis dari peristiwa yang telah mendahuluinya di dalam komplikasi. Titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi, biasanya disebut klimaks ( turning point ). Pada titik itulah terjadi perubahan penting mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para penonton terhadap suatu cerita tergantung pada sesuai tidaknya perubahan itu dengan mereka harapkan.
Latar
Latar adalah keterangan mengenai tempat , ruang dan waktu dalam sebuah naskah drama.
- Latar Tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian di dalam naskah drama, seperti di Bandung, Surabaya, dan sebagainya.
- Latar Waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian di dalam naskah drama, seperti pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945.
- Latar Suasana, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama. Misalnya dalam budaya masyarakat betawi, melayu, dan sunda.
Para Pelaku dan Fasilitas - Fasilitas Pementasan
Para Pelaku Pementasan
Setelah mengetahui Pengertian Drama dan Unsur - Unsur Drama, berikut ini adalah pelaku dan fasilitas yang ada pada pentas drama. Suatu pementasan terlahir berkat kerja sama yang baik. Riuh rendahnya tepukan penonton bukan untuk satu orang saja. Sebabnya, di balik suatu pementasan, terdapat para pekerja seni yang piawai di bidangnya.
Penulis Naskah
Pertunjukan drama dimainkan berdasarkan naskah. Naskah drama tidak hanya menonjolkan seni peran, tetapi juga sarat akan pesan. Idenya murni pemikiran sang penulis naskah. Namun demikian dapat pula diambil dari naskah orang lain maupun dari kisah - kisah klasik. Biasanya penulis menafsirkan ulang tersebut sehingga banyak terjadi perubahan, baik itu dalam sudut pandang, tokoh ataupun settingnya. ( Baca Juga : Kumpulan Contoh Naskah Pidato Singkat Terbaru ).
Sutradara
Sutradara adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam suatu pementasan. Ibarat negara sutradara adalah presidennya. Ia yang memutuskan peran, mengarahkan pemain, menuangkan ide artistik panggung, atau bahkan memikirkan biaya produksi. Semua komando ada di bawah sang sutradara.
Narator
Narator bisa juga disebut dalang. Tugasnya adalah menceritakan kepada penonton mengenai isi cerita. Meskipun berakting di atas panggung, namun seorang narator berada di luar alur cerita. Pemunculannya hanya untuk membuka dan menutup cerita saja. Di tengah - tengah cerita biasanya ia muncul untuk mengomentari cerita yang sedang dimainkan. Kehadiran narator akan membuat suasana pementasan lebih komunikatif bahkan sering memancing gelak tawa. Karena itulah seorang narator harus mempunyai kekuatan akting yang maksimal.
Pemain
Pemain drama disebut juga aktor atau aktris, pemain mendapatkan peran sesuai dengan kemampuan beraktingnya. Setiap orang berhak mengikuti casting ( pemilihan peran ) dan dari situlah sutradara memilih yang terbaik dari mereka. Saat casting selalu dipilih dua orang sekaligus untuk satu peran. Salah satu dari mereka sebagai pemain utama, dan yang lain sebagai cadangan. Setelah menerima peran, mereka menghafal naskah. Mereka juga melakukan diskusi dengan lawan main. Tak jarang mereka melakukan observasi mengenai peran yang akan dimainkannya.
Penata Artistik
Penata artistik menyampaikan ide - ide panggungnya pada sutradara. Dengan diskusi, akan terlahir kesepakatan bagaimana dekorasi panggung, tata cahaya, suara, dan sebagainya.
Penata Rias
Riasan wajah bisa memperkuat karakter yang dimainkan seorang aktor atau aktris. Tata rias dapat membedakan tampilan muka seorang pemain antara tokoh yang berperan jahat dengan yang baik. Karakter, kostum, cahaya, dan lain - lain merupakan faktor yang sangat diperhitungkan penata rias dalam merias wajah para pemain.
Penata Kostum
Penata kostum menerjemahkan karakter suatu peran ke dalam rancangan busananya. Kostum yang dibuat haruslah sesuai dan mendukung naskah cerita. Kalau perlu seorang penata kostum melakukan pengamatan satu per satu terhadap peran para pemain. Gerakan - gerakan yang dilakukan pemain menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan dan model kostum.
Fasilitas - Fasilitas Pementasan
Panggung Hidrolik
Sebuah bidang panggung dapat dinaik-turunkan sampai ke dalaman empat meter. Cara kerjanya mirip dengan elevator, yaitu dengan sistem hidrolik yang memanfaatkan tekanan yang menggerakkan tuas. Dorongan inilah yang menyebabkan panggung bisa dinaik- turunkan bahkan bisa dimiringkan sampai derajat tertentu. Sistem operasi panggung hidrolik ini dilengkapi TV monitor. Walau operator berada di bawah panggung ia dapat melihat keadaan di atas panggung.
Kontrol Cahaya
Pencahayaan panggung dilakukan oleh penata cahaya. Ia mendapa skrip naskah yang menyertakan keterangan cahaya adegan per adegan. Dari naskah itulah ia mengetahui kapan lampu harus menyala atau padam. Pengopreasian tata cahaya dapat pula menggunakan sistem komputerisasi. Dengan bantuan alat status cue, penata cahaya memprogam data cahaya ke sebuah file. Dengan alat ini, saat pertunjukan berlangsung, seorang pengatur cahaya tinggal mengklik tombol yang ada pada layar komputer.
Kontrol Suara
Dalam pementasan suara yang keluar dari atas panggung tidak langsung terdengar oleh penonton, ditangkap oleh alat penerima gelombang atau receiver. Dari receiver, suara dikirim ke alat penyeimbang suara, yaitu mixer, alat penyeimbang tersebut berguna supaya taak ada lagi suara keras atau terlalu lemah, sehingga penonton dapat menikmati isi teater dengan nyaman. Setelah diolah mixer mengirim suara - suara tersebut kepada penonton melalui speaker atau pengeras suara. Proses menangkap, mengolah, dan mengirim suara tersebut berlangsung dalam bilangan sepersekian detik saja sehingga mimik muka dan suara bisa diterima oleh pancaindera penonton pada saat yang bersamaan.
Ruang Gantung
Layar panggung memang bisa diganti - ganti sesuai dengan tuntutan cerita. Layar - layar itu tergantung di atas panggung. Ruang gantung tempat menyimpan set dekor ini disebut flybar. Cara kerjanya manual, yaitu dengan sistem katrol. Tak hanya dari arah atas dan bawah saja, flybar juga memiliki fasilitas sling, yang menggerakkan benda dari kiri ke kanan.
Untuk meringankan beban, pada pengait yang lain diberi pemberat sebagai penyeimbang. Istilahnya counter weight. Set dekor yang di atas tidak hanya layar yang berbahan kain atau kertas saja namun bisa juga potongan dinding.
Sistem Akustik
Ada banyak teknologi yang bisa dipakai untuk sebuah gedung pertunjukan, tapi ada satu hal yang wajib dimiliki, yaitu akustik yang baik. Gedung pertunjukan selayaknya kekedapan suara yang tinggi. Fungsinya agar suara - suara dari luar tidak masuk ke dalam. Misalnya, bunyi hujan, deru kendaraan, dan lain - lain tidak seharusnya terdengar dari ruangan. Hal ini akan mengganggu pementasan.
Gedung kesenian jakarta yang di bangun tahun 1883 adalah salah satu gedung yang mempunyai sistem akustik terbagus. Sekeliling dinding ruangan terdapat peredam. Suara yang lari ke atas diredam dan dipantulkan kembali ke arah penonton. Sedemikian bagusnya akustik, sampai - sampai bunyi gemerisik bungkus permen pun bisa terdengar. Itulah sebabnya pada saat pertunjukan berlangsung, tidak diperkenankan untuk makan, minum, dan memotret.
Pementasan Drama
Langkah - Langkah Pementasan
- Menyusun naskah. Idenya bisa merupakan ide asli atau saduran dari kisah - kisah yang telah ada.
- Lakukan pembedahan secara bersama - sama terhadap isi naskah yang akan dipentaskan. Tujuannya agar calon pemain memahami isi naskah yang akan dimainkan.
- Reading, Calon pemain membaca keseluruhan naskah, sehingga dapat mengenal masing - masing perannya.
- Casting. Melakukan pemilihan peran, tujuannya agar peran yang akan dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain.
- Mendalami peran yang akan dimainkan, pendalaman peran dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lapangan. Misalnya, jika peran itu sebagai seorang tukang jamu, maka lakukanlah pengamatan terhadap kebiasaan dan cara kehidupan para tukang jamu.
- Blocking, Sutradara mengatur teknik pentas, yakni dengan cara mengarahkan dan mengatur pemain. Misalnya dari mana seorang pemain itu harus muncul dan dari mana mereka berada ketika dialog dimainkan.
- Running, Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai pengaturan pentas.
- Gladiresik atau latihan terakhir sebelum pentas, semua pemain dari awal sampai akhir pementasan tanpa kesalahan lagi.
- Pementasan, semua pemain sudah siap dengan kostumnya. Dekorasi panggung sudah lengkap.
Teknik Pemeranan
Drama adalah karangan yang berupa dialog sebagai bentuk alurnya. Dialog dalam drama tidak jauh beda dengan percakapan dalam kehidupan sehari - hari. Bedanya dialog dalam drama sudah diatur sebelumnya oleh penulis skenario ataupun oleh sutradara. Walaupun demikian, kita harus membaca atau menyampaikan secara wajar dan sealamiah - alamiahnya. Untuk itulah kita harus memperhatikan hal - hal berikut.
- Penggunaan bahasa, baik cara pelafalan maupun intonasi, harus relevan. Logat yang diuacapkan hendaknya disesuaikan dengan asal suku atau daerah, usia dan status sosial tokoh yang diperankan. Umpamanya melalui lafal dan logatnya, seorang pemeran tokoh seniman harus memerankan dirinya secara total sebagai seniman dan jangan mengesankan seorang pengusaha.
- Ekspresi tubuh dan mimik muka harus disesuaikan dengan dialog. Bila dialog menyatakan kemarahan misalnya ekspresi tubuh dan mimik muka pun harus menunjukkan rasa marah.
- Untuk lebih menghidupkan suasana dan menjadikan dialog lebih wajar dan alamiah, para pemain dapat berimprovisasi di luar naskah.