Showing posts with label BIOLOGI. Show all posts
Showing posts with label BIOLOGI. Show all posts

Saturday, June 12, 2021

Sebutkan Jenis Ikan Lele dan Morfologi Ikan Lele?

Sebutkan Jenis Ikan Lele dan Morfologi Ikan Lele? - Ikan Lele sangat populer di Indonesia, bahkan menjadi salah satu favorit lauk banyak orang. Tak heran banyak sekali kita dapati penjual kuliner ikan lele diberbagai sudut kota. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah kalo digoreng dengan wangi yang semerbak menggugah selera.

Ikan lele adalah jenis ikan air tawar yang banyak dikembangbiakan di Indonesia. Tahukan kamu bahwa Ikan Lele ini masuk ke Genus Clarias, dan diketahui di dunia ada sebanyak 50-60 jenisnya.

Ciri-ciri Umum Ikan Lele
  • Tubuh licin dan tidak bersisik
  • Memilik sungut
  • Sirip berada dipunggung memanjang terkadang sampai ke ekor
  • Kepala keras menulang

Kalsifikasi Ilmiah Ikan Lele
  • Kerajaan: Animalia
  • Filum: Chordata
  • Kelas: Tinopterygii
  • Ordo: Siluriformes
  • Famili: Clariidae
  • Genus: Clarias

Jenis Ikan Lele

Terdapat beberapa jenis Ikan Lele di Indonesia, dan setiap Daerah juga menamakan Ikan Lele dengan nama lain seperti di daerah-daerah Sumatra disebut Ikan Kalang, Ikan Duri, Ikan Maut. Di Daerah Kalimantan Ikan Lele disebut juga sebagai Ikan Kaleh, Ikan Pintet, dan Ikan Penang. Sedangkan di daerah Sulawesi menyebutnya sebagai Ikan Cepi dan Ikan Keling. Untuk Pulau Jawa sendiri juga mempunyai sebutan selain Ikan Lele, yaitu Ikan Wais, Ikan Lindi, dan Ikan Wiru

Species Ikan Lele di Indonesia

  • Clarias Batrachus meliputi ikan Lele Kampung, Ikan Pintet, dan Ikan Maut
  • Clarias Gariepinus yaitu Lele Dumbo
  • Clarias Insolitus
  • Clarias Intermedius
  • Clarias Kapuasenensis
  • Clarias Leiacanthus
  • Clarias maladerma meliputi Ikan Wiru, Ikan Wais, dan Ikan Lele Hitam
  • Clarias Microstomus
  • Clarias Nieuhoffi
  • Clarias Nigricans
  • Clarias Olivaceus
  • Clarias Planiceps
  • Clarias Pseudoleicanthus
  • Clarias Pseudonieuhofii
  • Clarias Teijasmani

Dari jenis Ikan Lele diatas, ada 5 Jenis yang dibudidayakan di Indonesia kerana keunggulannya, seperti cepat berkembangbiak dan berukuran besar sehingga akan cepat medatangkan keuntungan bagi masyarakat pembudidaya. Jenis-jenis tersebut adalah

Ikan Lele Lokal


jenis dan morfologi lele
(lele lokal, sumber: wikipedia)

Ikan lele Lokal ini memiliki ciri berawarna hitam, putih dan juga merah. Lele Lokal ini memang dulunya dibudidayakan terutama Lele Hitam kerana cara budidayanya yang cukup mudah. Namun setelah masyarakat mengenal jenis ikan lele lain seperti jenis Dumbo, budidaya Ikan lele Hitam mulai berkurang. Memang jika dibandingkan dengan jenis Lele Dumbo, Lele Lokal ini cenderung lebih kecil sehingga kurang menguntungkan jika dijual. Akan tetapi jenis Lele Lokal yang berwana Merah dan Putih ini masih tergolong bisa menguntungkan kerena kebanyakan Lele Lokal yang berwara Merah dan Putih banyak dimanfaatkan untuk Ikan Hias didalam Aquarium.

Buat sobat hati-hati ya dengan jenis ikan lele ini, karena patil yang terdapat didekat sirip mengandung racun yang bisa menyebabkan pembengkakan pada luka yang terkena patil lele tersebut.

Ikan Lele Dumbo

jenis dan morfologi lele
(lele dumbo yang sedang stress, sumber: wikipedia)

Seperti yang sudah saya ceritakan diatas, jenis lele ini adalah favoritnya pembudidaya ikan lele karena mudah berkembang biak dan berukuran bongsor sehingga nilai jualnya pun bertambah.

Lele jenis ini dibawa oleh pada pedagang dari Taiwan sekitar tahun 1985. namun habitat aslinya berasal dari Kenya, Afika. Jenis Lele Dumbo ini digadang-gadang sebagai persilangan antara Lele Clarias Fuscus dari Taiwan dengan Lele asal Afrika, Clarias Mozambicus.

Ciri-ciri Lele Dumbo selain lebih bongsor dibandingkan dengan lele lain adalah berwarna hitam kehijauan. Selain itu ikan ini tidak suka membuat lubang pada tanah seperti jenis lele pada umumnya jadi sangat cocok jika dibudidaya di kolam tanah. Keunikan lele ini jika dibandingkan dengan jenis ikan lain adalah bisa mengeluarkan bintik berwarna hitam atau putih jika mengalami stress.

Untuk rasanya sendiri, walaupun memiliki tubuh yang lebih bongsor, menurut beberapa orang rasanya kalah jika dibandingkan dengan lele lokal. Tetapi menurut saya si itu selera. Tergantung juga cara memasaknya.

Ikan Lele Sangkuriang


jenis dan morfologi lele
(lele sangkuriang, sumber: ukmkreatif)

Dinamakan Lele Sangkuriang karena mengambil dari cerita rakyat daerah Jawa Barat. Lele ini ada karena adanya kehawatiran menurunnya kualitas Lele Dumbo karena kesalahan dalam menghasilkan bibit secara terus-menerus. Sehingga pihak terkait mengembalikan kualitasnya dengan menyilangkan betina lele dumbo generasi ke 2 (F2) dengan keturunannya sendiri.

Hasil persilangan ini menghasilkan telur sebanyak 40 ribu hingga 60 ribu butir dalam satu kali pemijahan.

Namun jika hasil persilangan ini digunakan untuk bibit kembali hasil telurnya akan menurun sehingga harus menggunakan teknik Sangkuriang lagi.

Keunggulan lain dari lele sangkuriang ini adalah tahan terhadap penyakit.

Ikan Lele Phyton


jenis dan morfologi lele
(lele phyton, sumber: sangkitifarm)

Ikan lele jenis ini merupakan persilangan antara lele dumbo dengan lele lokal. Lele ini sangat cocok dibudidayakan didaerah bersuhu dingin.

Keunggulan lele ini adalah kebal terhadap penyakit serta memiliki danging yang banyak serta lebih gurih jika dimasak.

Lele Phyton ini berasal dari Kabupaten Pandeglang

Ikan Lele Mutiara


jenis dan morfologi lele
(bibit lele mutiara, sumber: olx)

Lele Mutiara merupkan jenis ikan lele yang merupakan persilangan dari jenis lele dumbo.

Kenapa dinamakan Mutiara, sebenarnya Mutiara merupakan singkatan dari Mutu Tinggi Tiada Tara.

Ikan Lele Mutiara ini juga hasil kekhawatiran para pembudidaya ikan lele dengan menurunnya kualitas lele dumbo sehingga pembudibayapun memutar otak akhirnya ditemukanlah jenis lele Mutiara ini.

Keunggulan jenis lele mutiara jika dibandingkan dengan ikan lele lain adalah waktu panen yang singkat yaitu sekitar 2;3 bulan saja, efisiensi pakan, hasil apnen yang lebih besar.

Morfologi Ikan Lele

Yang akan saya bagikan disini adalah Eksternal dan juga Morfologi Internal. Semoga bisa membantu pengetahuan sobat tentang Ikan Lele.

Morfologi Eksternal



jenis dan morfologi lele

Kepala
Berbetuk pipih kehitaman dan menulang keras. Didalam kepala inilah terdapat labirin sebagai alat bantu pernnafasan pada Ikan lele

Sungut
Sungut ikan lele terdiri dari 4 pasang. Satu pasang berada di dekat hidung (bukan untuk bernafas, tetapi untuk mendeteksi bau. Sama seperti fungsi sungut), satu pasang berada di rahang atas (maksila), satu pansang di rahang bawah (mandibular) luar, satu pasang berada di rahang bawah dalam.

Dari banyaknya sungut ikan lele hanya mandibular saja yang bisa digerakan

Mulut
Mulut ikan lele tidak terlalu lebar, mempunyai gigi tetapi hanya berupa permukaan kasar.

Tubuh
Berbetuk simetri radial, menajang, licin dan tidak bersisik

Kulit
Tidak bersisik dan berlendir.

Sirip
Sebagai alat gerak, dan sebagai perlindungan diri.

Testis
Ikan lele berkembangbiak dengan cara bertelur hanya saja pembuahannya terjadi diluar tubuh.

Testis lele jantan terlihat lebih jelas dan meruncing. Sedangkan lele betina berbetuk oval dan sedikit lebih besar untuk keluar telurnya.

Testis ikan lele bersifat Urogenithal yaitu berfungsi ganda sebagai alat untuk berkembangbiak juga sebagi saluran pembuangan

Morfologi Eksternal



jenis dan morfologi lele
(sumber: infoikan)

Insang
Seperti pada umumnya hewan yang hidup didalam air, Ikan lele juga bernafas menggunakan insang. Namun Ikan lele juga mempunyai alat bantu pernafasan bernama labirin. Labirin ini sebenarnya adalah kapiler-kapiler darah yang terdapat di dalam rongga kepala.

Lambung
Didalam lambung yang berbentuk zig-zag ini terdapat 4 bagian, yaitu mukosa, submukosa, otot dan sereus

Testis
Merupakan alat berkembangbiak bagi lele jantan yang akan melalui beberapa tahap sampai saatnya untuk berkembangbiak.

Berikut ini adalah tahap-tahapnya

Spermatogina berubah menjadi Spermatosit. Lalu kemudian berubah menjadi Spermatosit primer lalu Spermatosit Sekunder. Spermatosit Sekunder ini berubah lagi menjadi Spermatid. Dan barulah Spermatid ini berubah menjadi Spermatozoa.

Proses spermatogina sampai menjadi spermatid disebut Spermiogenesis. Sedangkan perubahan Spermatid menjadi Spermatozoa disebut Spermatogenesis.

Jika indukan ikan lele siap untuk dikemabngbiakan (memijah atau gonad sudah matang) ditandai dengan kantong sperma yang berwarna putih susu.

Ovarium
Adalah organ dalam alat berkembangbiak lele betina. Sama seperti lele jantan, tahap sebelum gonad pada lele betina matang (biasanya berwarna kening kecoklatan dan padat) juga melalui beberapa tahap.

Tahap-tahap tersebut adalah Oogonia berubah menjadi previtellogenik. Previtellogenik ini kemudian berubah menjadi Vitellogeni. Kemudan berubah lagi menjadi postvitellogenik. Tahap inilah ovarium telah matang. Jika melawati masa matang, postvitellogenik akan berubah menjadi atresia. Dalam tahap ini lele betina sudah tidak produktif lagi.

sumber: alamendah

Sunday, June 16, 2019

Tiga Jenis Adaptasi pada Hewan; Pengertian dan Contohnya

Sahabat, kali ini kita akan membahas tentang Pelajaran Biologi yakni mengenai Jenis Adaptasi pada Hewan; Pengertian dan Contohnya. Dikutip dari Wikipedia, yang dimaksud adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:

  • memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
  • mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
  • mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
  • bereproduksi.
  • merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
  • Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Setiap organisme atau mahluk hidup, yakni manusia, hewan dan tumbuhan mempunyai cara tersendiri dalam beradaptasi. Pada bahasan kali ini secara khusus akan dibahas jenis dan contoh adaptasi pada hewan.


Pengertian Adaptasi pada Hewan

Pengertian adaptasi pada hewan ialah kemampuan hewan atau binatang untuk bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, dengan suatu tujuan untuk bertahan hidup.

Tujuan Adaptasi
Sesuai dengan pengertiannya, maka tujuan adaptasi pada hewan secara ringkas dapat disimpulkan :

  1. Untuk melindungi diri dari musuh maupun pemangsa yang lainnya.
  2. Untuk bisa mendapatkan makanan.
  3. Untuk bisa bertahan hidup.


Jenis-Jenis Adaptasi

Para ahli membagi jenis-jenis adaptasi, baik pada hewan, tumbuhan maupun manusia menjadi 3 (tiga) jenis, yakni Adaptasi Morfologi, Adaptasi Fisologi dan Adaptasi Tingkah laku.

1. Adaptasi morfologi

Pengertian Adapatasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan cara makhluk hidup dengan menyesuaikan bentuk tubuh terhadap lingkungannya, dengan tujuan untuk bertahan hidup. Atau bisa juga diartikan sebagai cara penyesuaian bentuk tubuh dan alat-alat tubuh organisme terhadap lingkungannya. Adaptasi jenis ini cukup mudah untuk diamati karena terjadi hanya pada bagian luar tubuh makhluk hidup saja.

Contoh Adaptasi Morfologi Pada Hewan

Paruh Burung
Bentuk pada paruh burung bermacam-macam tergantung pada cara hidup dan jenis makanannya. Misalnya pada burung elang memiliki paruh yang besar, kuat, dan ujung yang runcing untuk merobek daging yang dimangsa nya.

2. Adaptasi fisiologi

Pengertian Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan suatu lingkungannya melalui fungsi kerja pada organ-organ tubuhnya, dengan suatu tujuan agar bisa bertahan hidup. Jenis adaptasi ini cukup sulit untuk diamati, karena hanya terjadi pada bagian dalam organ tubuh makhluk hidup itu sendiri.

Contoh Adaptasi Fisiologi Pada Hewan
Kelompok herbivora mendapatkan nutrisi dari tumbuhan untuk memenuhi suatu kebutuhannya. Sementara itu, karakteristik sel tumbuhan yaitu dilindungi oleh dinding sel yang tersusun atas senyawa selulosa yang kaku. Hewan pada umumnya tidak mempunyai enzim selulosa sehingga pada kelompok herbivora atau pemakan tumbuhan akan melakukan simbiosis mutualisme dengan mikroorganisme selulolitik untuk menghasilkan enzim yang membantu memecah selulosa pada sel tumbuhan sehingga ketika dinding selnya berhasil hancur maka herbivora bisa mengambil nutrisi dalam tumbuhan tersebut.

Misalnya; Burung hantu mempunyai penglihatan yang sangat tajam yang memungkinkannya untuk bisa melihat di malam hari

Baca juga : Pengertian dan Jenis-Jenis Erosi (Ablasi, Deflasi, Korosi, Abrasi, Eksarasi) | Faktor Tingkat Erosi

3. Adaptasi tingkah laku

Pengertian Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi Tingkah Laku ialah  kegiatan atau tingkah laku hewan yang menyesuaikan dengan kondisi lingkungan untuk membantunya bertahan hidup. Adaptasi tingkah laku bisa berupa hasil belajar ataupun insting/naluri sejak lahir.

Adaptasi tingkah laku mempunyai  2 macam tingkah laku, yaitu sebagai berikut.

  1. Tingkah laku sosial, untuk hewan yang hidup berkelompok.
  2. Tingkah laku untuk perlindungan.

Contoh Adaptasi Tingkah Laku
Ikan lele dan ikan betok akan selalu muncul ke permukaan air selama beberapa detik. Hal ini dilakukan untuk mengambil udara bersih.

Mamalia yang hidup di air laut, misalnya hewan lumba-lumba dan paus sering muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen di udara dan mengeluarkan air sebagai hasil sampingan dari sebuah proses pernapasannya.

Mimikri, Hewan Bunglon mengubah warna kulitnya sesuai dengan warna lingkungan untuk mengelabui musuhnya.

Autotomi, Hewan Cecak untuk bertahan hidup dari musuhnya dengan cara memutuskan ekornya.
Hibernasi, Beberapa hewan pada musim dingin melakukan hibernasi (pura-pura mati atau terlelap) . Tujuan hibernasi untuk menghindari dari cuaca yang sangat dingin , kekurangan makanan (menghemat energi) . Contohnya pada hewan yang melakukan hibernasi , antara lain ular, kura-kura, ikan, bengkarung, tikus, landak dan beruang hitam.

Estivasi, Tidur di musim panas disebut dengan estivasi. Tujuannya untuk menghindari cuaca panas yang tinggi dan kekurangan air. Contohnya pada hewan yang melakukan estivasi antara lain kelelawar, tupai dan lemur kerdil.

Rayap bisa mencerna kayu karena didalam suatu ususnya terdapat hewan flagellata yang menghasilkan enzim selulosa. Secara periodik kulit rayap mengelupas dan usus bagian belakang yang mengandung flagellata ikut mengelupas. Untuk mendapatkan flagellata lagi, maka rayap selalu memakan kelupasan kulitnya.

Demikianlah pembahasan tentang Tiga Jenis Adaptasi pada Hewan; Pengertian dan Contohnya. Bagi sahabat yang ingin Cari Pelajaran tentang Contoh adaptasi pada Manusia dan Tumbuhan dapat dibaca pada posting selanjutnya.



Saturday, June 1, 2019

Berbagai Jenis Penyakit yang Timbul Akibat Banjir

Berbagai Jenis Penyakit  yang Timbul Akibat Banjir - Setiap musim hujan, diberbagai daerah di Indonesia sering dilanda banjir. Tentu saja banyak sekali kerugian yang diakibatkan bencana klasik ini, mulai dari kerugian materi, waktu bahkan terkadang tidak jarang banjir menelan korban jiwa.

Akibat banjir yang melanda pemukiman penduduk tidak jarang juga memaksa penduduk untuk tinggal ditempat pengungsian. Selain itu berbagai penyakit pun berpotensi menyerang manusia.

Berikut ini berbagai penyakit akibat banjir yang umumnya terjadi :

1. Diare
Salah satu penyakit banjir yang umum terjadi adalah diare. Area pemukiman yang terdampak banjir sudah pasti akan sangat kotor dan dipenuhi oleh bakteri hingga virus. Akibatnya, bakteri dan virus tersebut mengontaminasi makanan dan minuman yang dikonsumsi sehingga terjadilah gejala diare, seperti sakit perut, sering buang air besar (BAB), dan feses yang berlendir disertai darah.

Diare adalah penyakit yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 2 juta balita di dunia meninggal dunia setiap tahunnya akibat diare, di mana 8,5 persen-nya dialami oleh anak-anak yang bermukim di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

2. Kolera
Sama seperti diare, kolera adalah penyakit akibat banjir yang disebabkan oleh makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, kali ini oleh bakteri Vibrio Cholerae.

Gejala kolera pun sama dengan diare, yakni meningkatnya intensitas buang air besar (BAB). Namun pada kolera, gejala tersebut juga diiringi oleh muntah-muntah.

3. Sakit Kulit
Banjir yang menerjang pemukiman warga juga berdampak pada timbulnya penyakit akibat banjir berupa penyakit kulit. Seperti yang kita ketahui, air banjir adalah air yang sudah tercemar oleh berbagai kotoran dan bakteri, serta virus.

Salah satu bakteri yang mengontaminasi air banjir adalah bakter E, yaitu bakteri yang menjadi penyebab penyakit kulit tersebut. Penyakit kulit akibat banjir ditandai oleh sejumlah gejala seperti munculnya bercak kemerahan pada kulit yang disertai oleh rasa gatal.

4. Tifus
Tifus atau demam tifoid adalah salah satu dari penyakit banjir yang lumrah terjadi pada masyarakat terdampak banjir. Tifus adalah penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella. Bakteri ini berasal dari kotoran hewan yang ikut terbawa air banjir kemudian menyebar ke makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Tifus atau demam tifoid (typhoid) membuat penderitanya mengalami sejumlah gejala, seperti: Demam, Sakit kepala, Mual, Muntah-muntah, Diare, Hilang nafsu makan.

5. Demam Berdarah (DB)
Berbicara tentang musim hujan dan banjir, maka tak lepas dari penyakit akibat banjir yang satu ini. Demam berdarah (DB) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Banyaknya genangan air saat banjir menjadi tempat yang ‘layak’ bagi nyamuk tersebut untuk berkembang biak.

Demam berdarah adalah penyakit yang tergolong serius dan mematikan jika penderitanya tidak segera ditangani. Demam berdarah identik dengan gejala-gejala seperti:

Demam tinggi
Sakit kepala
Nyeri otot
Nyeri di bagian belakang mata
Timbul bercak kemerahan pada kulit
Segera kunjungi dokter apabila Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala tersebut guna memastikan diagnosis demam berdarah dan bisa segera ditangani sebelum kondisi bertambah parah.

6. Malaria
Selain demam berdarah, penyakit banjir akibat gigitan nyamuk lainnya adalah malaria. Jika demam berdarah disebabkan oleh virus, maka malaria disebabkan oleh parasit dari jenis plasmodium. Parasit ini dibawa oleh nyamuk anopheles betina. Malaria ditandai oleh gejala khas seperti demam tinggi yang diiringi oleh rasa lemas.

Sama seperti demam berdarah, malaria dapat menimbulkan komplikasi serius yang bisa mengancam jiwa apabila tidak segera ditangani. Pasalnya, parasit yang menjadi penyebab malaria ini pada kelanjutannya dapat menghambat aliran darah menuju sejumlah organ vital di dalam tubuh.

7. Hepatitis A
Fakta bahwa air banjir membawa banyak bakteri dan virus, menyebabkan banyaknya penyakit yang menyerang para warga yang lingkungannya terdampak banjir. Hepatitis A adalah salah satu penyakit akibat banjir yang turut mengancam.

Penyakit hepatitis A yang menyerang organ hati (liver) ini juga disebabkan oleh infeksi bakteri. Hepatitis A memiliki gejala khas seperti:

  • Demam tinggi
  • Gangguan penglihatan
  • Perubahan warna pada kulit dan kuku menjadi kekuningan
  • Sakit perut
  • Mual
  • Muntah-muntah

8. Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Penyakit akibat banjir lainnya yang juga harus Anda waspadai adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Sesuai dengan namanya, penyakit ini menyerang saluran pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru sebagai organ pernapasan.

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) memiliki gejala mirip seperti penyakit flu, yakni demam, batuk-batuk, dan sesak napas. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala tersebut untuk memastikan apakah ini terkait ISPA atau tidak.



9. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit akibat banjir yang berbahaya karena bisa menyebabkan penderitanya meninggal dunia jika tidak segera ditangani. Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira. Bakteri ini umumnya ditularkan melalui kotoran hewan seperti tikus.

Leptospirosis dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, terutama kulit yang terbuka akibat luka, dan juga melalui mata yang terkena air banjir yang sudah terkontaminasi bakteri leptospira tersebut.

Gejala leptospirosis meliputi:


  • Demam tinggi
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Perdarahan di paru-paru

Segera kunjungi dokter apabila Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala di atas agar bisa dilakukan penanganan medis dini guna menghindari komplikasi lanjutan seperti radang selaput otak dan sumsum tulang belakang (meningitis), gangguan pernapasan, ginjal rusak, dan kematian.

10. Bayi Lahir Kerdil
Banjir menyebabkan makanan dan minuman yang dikonsumsi terkontaminasi oleh bakteri dan virus yang terbawa bersama air banjir tersebut.

Apabila makanan dan minuman tersebut dikonsumsi oleh ibu hamil, tentunya akan berdampak pada terhambatnya pertumbuhan janin yang tengah dikandungnya sehingga berpotensi akan lahir dalam kondisi fisik yang yang tidak ideal secara ukuran dan berat.

Tips Mencegah Penyakit Akibat Banjir
Guna meminimalisir risiko Anda dan keluarga mengalami penyakit banjir, ada sejumlah tips mencegah penyakit akibat banjir, yaitu:

  • Hindari berjalan di genangan air banjir
  • Konsumsi makanan yang sudah terjamin higienitasnya. Hindari makan makanan yang dijual di pinggir jalan
  • Konsumsi air putih dalam kemasan yang tertutup rapat
  • Melakukan vaksinasi


Demikianlah berbagai penyakit yang dapet timbuk ketika banjir terjadi yang perlu kita waspadai, Walau bajir menimpa, tetaplah menjaga kebersihan, khususnya kebersihan diri sendirin karena itu kunci untuk menghindari risiko terkena penyakit-penyakit tersebut.

√ Pelajaran Indera Pendengaran (Fungsi dan Struktur Telinga Manusia)

Telinga adalah organ indera yang berfungsi untuk mendengar. Ada unsur yang dibutuhkan untuk bisa mendengar, yaitu suara dan persepsi energi suara. Telinga manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. 

Telinga manusia terbagi dari 3 bagian, yakni : Telinga Bagian Luar, Telingan Bagian Tengah, dan Telinga Bagian Dalam.

A. Telinga bagian luar
Telinga manusia bagian luar berfungsi seperti corong yang menangkap getaran suara dan menyalurkannya hingga ke gendang telinga. 

Telinga bagian luar terdiri dari dua bagian yakni daun telinga dan liang telinga.

Berikut ini adalah bagian yang ada di telinga luar:

1. Daun telinga
Daun telinga atau pinna merupakan bagian dari telinga luar yang paling menonjol dan mudah terlihat. Setiap manusia normalnya memiliki dua daun telinga yang terletak pada dua sisi yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Daun telinga terbentuk dari tulang rawan.

Fungsi daun telinga adalah untuk mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke liang atau saluran telinga. Selain itu, fungsi dari daun telinga adalah untuk melakukan lokalisasi suara yakni dengan merasakan daun telinga pada sisi mana yang lebih dekat dengan suara.

2. Liang telinga/ saluran telinga
Bagian selanjutnya dari telinga luar setelah daun telinga adalah liang atau saluran telinga. Saluran telinga orang dewasa memiliki panjang sekitar 3 cm. Bentuk lubang telinga ini menyerupai huruf S.

Pada bagian awal saluran/ lubang telinga tersusun dari tulang rawan dan pada bagian selanjutnya tersusun dari tulang keras. Fungsi lubang atau liang telinga adalah untuk menyalurkan getaran suara menuju telinga bagian tengah.

B. Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terletak di antara telinga bagian luar dan telinga bagian dalam. Batas telinga tengah dengan telinga luar ditandai dengan membran timpani atau gendang telinga. Bentuk dari telinga tengah menyerupai kubah dengan enam sisi.

Fungsi telinga tengah adalah untuk memindahkan getaran suara dari gendang telinga menuju cairan telinga yang ada di telinga bagian dalam. Ada beberapa bagian pada telinga bagian tengah yang mendukung pemindahan getaran suara. Berikut ini adalah beberapa bagian yang ada di telinga tengah.

Bagian yang ada di telinga tengah: 
1. Membran timpani (gendang telinga)
2. Rongga timpani

1. Membran timpani (gendang telinga)
Membran timpani merupakan sebuah selaput yang memisahkan saluran/ lubang telinga luar dengan telinga tengah. Membran timpani sering juga disebut dengan gendang telinga. Hal ini dikarenakan bentuk dari membran timpani memang menyerupai gendang.

Gendang telinga atau membran timpani memiliki diameter berukuran 1 cm dan berbentuk cekung. Pada bagian gendang telinga terdapat saraf sehingga membuatnya adanya rasa sakit apabila menyentuh bagian membran timpani. Fungsi gendang telinga adalah untuk merespon suara yang ditandai dengan adanya getaran pada gendang telinga.

2. Rongga timpani
Setelah selaput atau membran timpani, bagian selanjutnya dari telinga tengah adalah rongga timpani. Rongga timpani terdiri dari tiga buah tulang pendengaran dan dua otot pendengaran.

2.1 Tulang pendengaran
Fungsi tulang pendengaran atau disebut juga osikel pendengaran adalah untuk menghubungkan membran timpani dengan telinga dalam. 

Tulang-tulang pendengaran:

1. Maleus (martil)
Tulang pendengaran maleus merupakan tulang pendengaran yang menempel pada membran timpani. Maleus memiliki bentuk tulang seperti martil. Fungsi tulang maleus atau tulang martil adalah meneruskan getaran dari membran timpani.

2. Incus (landasan)
Tulang pendengaran incus terletak di dekat tulang maleus atau tulang martil. Incus atau disebut juga tulang landasan dengan ukuran kecil dan berbentuk seperti sebuah landasan pesawat. Fungsi tulang incus adalah untuk memberikan respons tulang maleus.

3. Stapes (sanggurdi)
Tulang pendengaran yang ketiga adalah tulang stapes atau dikenal dengan tulang sanggurdi. Bentuk dari tulang sanggurdi seperti sanggurdi kuda yang memiliki bagian yang melengkung. Fungsi tulang stapes adalah memberikan respons dari getaran yang diteruskan oleh tulang stapes dan mengalirkan gelombang suara ke telinga dalam.

Getaran suara yang direspon oleh getaran membran timpani akan menggerakan tulang-tulang pendengaran dengan gerakan yang memiliki frekuensi sama. Gerakan dari ketiga tulang pendengaran akan menghasilkan tekanan yang menyerupai gelombang. Gelombang tersebut pun akan membuat gerakan yang mirip dengan gerakan cairan telinga dalam.


Gambar Anatomi Telinga Manusia

2.2 Otot pendengaran
Selain tulang pendengaran, pada bagian telinga tengah terdapat dua otot pendengaran. Kedua otot pendengaran tersebut adalah tensor timpani dan stapedius. Otot tensor timpani adalah otot telinga yang ada di tulang maleus, sedangkan otot stapedius adalah otot telinga yang ada di tulang stapes.

Fungsi otot tensor timpani adalah untuk menarik gendang telinga ke dalam dan membuatnya tegang. Pada saat yang sama, fungsi otot stapedius yaitu untuk melindungi telinga dari suara keras muncul sebagai refleks timpani. Otot stapedius akan mengurangi pergerakan tulang stapes.

C. Telinga bagian dalam
Bagian selanjutnya adalah telinga dalam. Melalui namanya, kamu pun sudah tahu bahwa bagian telinga ini merupakan bagian telinga yang paling dalam. Telinga dalam terletak di tulang labirin.

Tulang labirin berbentuk seperti labirin yang dilapisi dengan membran labirin. Ada bagian yang terletak di antara tulang labirin dengan membran labirin, yaitu perilimph. Membran labirin memiliki cairan sendiri yang bernama endolimph.

Berikut ini adalah beberapa bagian yang ada di telinga dalam:

1. Koklea
Koklea merupakan bagian dari telinga dalam yang berbentuk spiral seperti rumah siput. Fungsi koklea adalah mengubah getaran suara menjadi persepsi pendengaran. Koklea memiliki ukuran lebar 9 mm dan tinggi 5 mm.

2. Ruang koklea
Di dalam koklea terdapat tiga ruang yang berisi cairan perilimph. Ketiga ruang koklea tersebut adalah ruang atas, ruang depan, dan ruang bawah. Hanya ada satu ruang yang diisi dengan endolimph, yaitu ruang tengah atau disebut juga dengan saluran koklea. Fungsi ruang koklea adalah untuk menampung cairan koklea.

3. Organ korti
Organ korti dilapisi oleh membran yang disebut dengan membran basilar. Besar organ korti seperti ukuran kacang polong. Fungsi organ korti adalah untuk mengubah gelombang menjadi impuls saraf.

Ada beberapa komponen penting pada organ corti di antaranya adalah sel rambut dalam, sel rambut luar, sel penunjang Deiters, Hensen’s, Claudiu’s, membran tektoria dan lamina
retikularis. Komponen-komponen inilah yang menyampaikan persepsi suara ke otak dan sistem saraf pusat sehingga manusia bisa mendengar dan memberikan respon.

Susunan dan Cara Kerja Telinga
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.

Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan.

Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.

Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

Demikianlah pelajaran tentang indera pendengan yakni Telinga Manusia, yang disertai penjelasan tentang anatomi dan fungsinya. semoga pelajaran ini bermanfaat.

Sunday, May 12, 2019

Sebutkan Pengertian Simbiosis Parasitisme & Contohnya?

Sebutkan Pengertian  Simbiosis Parasitisme? - Simbiosis parasitisme ialah hidup bersama antara dua makhluk hidup berbeda jenis, tetapi satu makhluk hidup di untungkan dan satu makhluk hidup di rugikan. Makhluk hidup yang di  untungkan disebut parasit dan makhluk hidup yang di rugikan disebut inang. Parasit yang hidup di luar tubuh inang disebut ektroparasit, sedangkan parasit yang hidup di dalam tubuh inang disebut endoparasit.

Adanya simbiosis parasitisme sangat di perlukan guna menjaga kelangsungan hidup organisme di dalam suatu ekosistem. Coba saja kalian renungkan dan bayangkan apa yang akan terjadi jika seluruh serangga habis di basmi dan musnah.

Akibatnya adalah tumbuhan-tumbuhan yang penyerbukannya akan bergantung pada perlindungan serangga tidak akan sanggup membuahkan biji sehingga lambat laun akan menjadi punah. Hal ini tentu akan mengganggu keseimbangan ekosistem.

Sebutkan Contoh Simbiosis Parasitisme!

Hubungan Cacing Pita dengan Manusia
Cacing pita yang hidup di dalam usus manusia mendapat keuntungan di karenakan ia mendapat makanan secara gratis. Sedangkan manusia justru mengalami kerugian. Karena sari-sari makanan yang seharusnya digunakan dalam metabolisme manusia menjadi berkurang akibat keberadaan cacing pita.

Kehadiran cacing pita ini menyebabkan penyakit taeniasis dan sistiserkosis. Umumnya penderita akan mengalami pusing dan mual.

Interaksi Tali Putri dengan Inangnya
Saat awal-awal tali putri bersimbiosis dengan tumbuhan inangnya, tali putri hanya membelit, melilit, dan kemudian hanya sedikit mengisap sari makanan dari tumbuhan inang tersebut. Kebutuhan nutrisi, air, dan mineral untuk melanjutkan kehidupannya di ambil dari tumbuhan inang.

Semakin lama tali putri bukan hanya sedikit menghisap nutrisi dari inangnya. Bahkan, tali putri juga bisa beradu memperebutkan area dan pembagian cahaya matahari dengan inangnya. Padahal awalnya ia hanya melilitkan sulurnya pada bagian bawah tangkai tumbuhan inang.

Selanjutnya secara perlahan ia bisa bergerak naik dan secara bergerombol “hinggap” dan menutupi tumbuhan inang. Dan pada akhirnya tumbuhan inangnya menjadi layu, kering, dan mati.


Interaksi Benalu dengan Inangnya
Pola interaksi benalu dan inangnya itu juga termasuk salah satu contoh simbiosis parasitisme. Benalu sesungguhnya mempunyai klorofil dan bisa melakukan proses fotosintesis secara mandiri. Akan tetapi ia mengambil alih air dan unsur hara (mineral) yang berasal dari inangnya.

Hal ini mengingat bahwa ia tak punyai akses akar yang menuju ke tanah. Tumbuhan inang seperti nangka, cempedak, atau beringin di rugikan sebab separuh dari hasil penyerapan akar di gunakan untuk perkembangan tanaman benalu.

Interaksi Cacing Tambang dengan Inangnya
Cacing tambang yang hidup di dalam usus terlampau merugikan manusia. Mereka menyerap darah manusia melalui pori usus dan akan mengakibatkan manusia mengalami gejala anemia. Dari sistem tersebut, mereka mendapatkan keuntungan karena mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya.

Di dalam tubuh manusia, cacing tambang bergerak bersamaan dengan aliran darah. Ia menuju jantung lalu ke paru-paru, tenggorokan, dan tertelan masuk ke dalam usus. Pada bagian usus ini, larva cacing tambang yang sudah dewasa menghisap darah. Setiap satu ekor cacing tambang jenis N. Americanus bisa menyerap darah sebanyak 0,00 s hingga 1 cc setiap harinya.

Kutu dan Binatang Tempat Dia Tinggal
Kutu yang tinggal di tempat rambut yang tipis akan menghisap darah hewan atau manusia lewat kulit kepalanya. Selain meraih makanan bersama menghisap darah secara gratis, kutu juga meraih keuntungan karena meraih tempat tinggal. Adapun hewan atau manusia yang di tumpanginya justru akan mendapat kerugian karena mereka merasakan gatal dan merasa tidak nyaman.

Rafflesia Arnoldi dan Inangnya
Bunga Rafflesia Arnoldi adalah bunga asli Bengkulu yang ternyata berwujud parasitisme lho. Ia tidak mempunyai akar, batang, maupun daun. Tanaman ini mendapatkan makanan dengan cara menyerap makanan yang di hasilkan dari proses fotosintesis tumbuhan inang. Karena itu inangnya merasa di rugikan sebab jumlah makanannya berkurang.


Tikus dan Petani
Contoh simbiosis parasitisme yang paling mudah di amati adalah pola hubungan antara tikus dan petani. Dimana tikus memperoleh makanan dari tumbuhan petani di sawah. Namun para petani mengalami kerugian sebab tanamannya di makan oleh tikus yang menyebabkan hasil panennya menjadi berkurang.

Alang-alang dan Tanaman Produksi
Alang-alang mempunyai nama ilmiah Imperata cylindrica merupakan gulma yang sangat berpengaruh bagi budi daya tanaman produksi. Keberadaan alang-alang ini menjadi merugikan karena ia menjadi saingan untuk tanaman produksi untuk mendapatkan mineral, air, dan unsur hara lainnya dari tanah serta sinar matahari.

Selain itu, alang-alang termasuk gulma di karenakan ia mengeluarkan senyawa alelopati. Senyawa ini adalah racun yang di keluarkan oleh alang-alang untuk mencegah pertumbuhan tanaman produksi.

Jamur Panu dengan Manusia
Contoh simbiosis parasitisme yang berikutnya dapat kita temukan pada pola interaksi antara jamur panu dengan manusia. Jamur panu mendapatkan keuntungan karena ia mendapatkan tempat hidup sekaligus makanan dari penyerapan protein di kulit manusia, akan tetapi manusia dalam hal ini mendapat kerugian karena menjadi gatal dan merasa tidak nyaman.

Cacing Hati dan Sapi
Hubungan cacing hati dan sapi hampir mirip seperti adanya cacing pita dalam usus manusia. Perbedaannya ialah jenis cacing yang berbeda serta tempat cacing ini tinggal yaitu pada hati sapi. Cacing hati yang berada pada hati sapi tersebut akan mendapatkan keuntungan karena dapat memperoleh makanan dari sapi.

Sedangkan sapi sebagai inangnya merasa di rugikan karena kesehatannya dapat terganggu dan menyebabkan penyakit.

Lalat Buah dan Buah-buahan
Lalat buah menyerang dengan cara menyuntikkan telur mereka ke dalam buah. Hal ini akan membawa dampak pada buah. Sehingga buah akan menjadi busuk dan rontok sebelum sanggup di petik. Sasaran utama dari lalat buah ialah tanaman buah, terasa dari cabai, tomat, pare, mentimun, terong, melon, nangka, jeruk, apel, jambu air, jambu biji, dan lain sebagainya

Lalat buah yang menyerang adalah lalat betina. Lalat tersebut menyerang dengan menusukkan alat peletak telurnya (ovipositor) ke dalam buah tersebut. Tujuannya adalah untuk menempatkan telur-telur mereka di dalam buah. Kemudian telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva dan berkembang.

Larva inilah yang akan merusak daging buah. Sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum tua/masak. Buah yang gugur ini dapat menjadi biang serangan generasi selanjutnya terkecuali jika dilakukan pemusnahan dengan segera.

Kutu dan Manusia
Kutu memperleh keuntungan karena ia mendapat makanan dengan cara menghisap darah dari kulit manusia. Sedangkan manusia rugi, manusia merasa di rugikan karena gara-gara di hisap darahnya. Selain itu kehadiran kutu sangat mengganggu karena menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman.

Demikianlah Materi Pelajaran tentang Pengertian Simbiosis Parasitisme.

Thursday, March 9, 2017

Daftar Nama Latin atau Ilmiah Tumbuhan dan Hewan

Daftar Nama Latin atau Ilmiah Tumbuhan dan Hewan

Daftar Nama Latin atau Ilmiah Tumbuhan dan Hewan
Daftar Nama Latin atau Ilmiah Tumbuhan dan Hewan - Perlu diketahui bahwa adanya Daftar Nama Latin atau Ilmiah Tumbuhan dan Hewan bertujuan untuk memudahkan proses pengklasifikasian hewan dan tumbuhan serta untuk memudahkan identifikasi berdasarkan ciri khusus yang dimiliki hewan atau tumbuhan tersebut. Dan perlu diketahui pula, mengapa nama ilmiah hewan dan tumbuhan itu menggunakan bahasa latin ? Itu karena pada saat kekaisaran romawi runtuh, bahasa latin tidak serta merta "runtuh" pula, bahkan mengalami perkembangan pesat. Terutama di daerah - daerah yang sempat ditaklukkan kekaisaran romawi. Namun tidak diketahui kapan tepatnya, bahasa latin tidak digunakan lagi, bahkan tergolong bahasa mati. Gelar bahasa mati ternyata memberi manfaat tersendiri, karena dianggap tidak akan mengalami pergeseran makna, dan dengan alasan ini bahasa latin digunakan sebagai bahasa baku nama - nama ilmiah biologi. Dan selain itu, bahasa latin juga digunakan oleh kaum terpelajar di perguruan tinggi eropa yang masih menggunakan literatur yang menggunakan bahasa latin.


Daftar Nama Ilmiah Hewan

  1.  Angsa = Cygnus cygnus
  2. Anjing = Canis lupus
  3. Babi = Artamus leucorynchus
  4. Paus biru = Balaenoptera musculus
  5. Banteng = Bos sundaicus
  6. Beo = Grucula religiosa
  7. Beruang Madu = Helarctos malayanus
  8. Buaya muara = Crocodylus porosus
  9. Boa = Boa contrictor
  10. Biawak komodo = Ora Varanus komodoensis
  11. Ikan Lele = Clarias bathracus
  12. Ikan Mas = Cyprinus caprio
  13. Ikan Bandeng = Chanos chanos
  14. Jalak Bali = Leucopsar rotschildi
  15. Kadal = Lacerta agilis
  16. Kalajengking = Thelyponus condutus
  17. Kancil = Tragulus javanicus
  18. Kerbau = Bubalus bubalis
  19. Koala = Phascolartus cinereus
  20. Komodo = Varanus komodoensis
  21. Kuda nil = Hippopotamus amphibius
  22. Kuda zebra = Equus burchelli
  23. Kuda = Equus caballus
  24. Ular = Aerochordus granulatus
  25. Tikus = Rattus rattus
  26. Tapir = Taphirus indiscus
  27. Sapi = Bos taurus
  28. Rubah = Vulpes vulpes
  29. Paus (semua jenis dari famili Cetacea) = Cetacea
  30. Panda = Pandanus sp.

Daftar Nama Latin Tumbuhan

  1. Anggrek Hitam = Coelogyne pandurata
  2. Asem = Tamarindus indica
  3. Bayam = Amaranthus hibridus
  4. Bawang Merah = Allium cepa
  5. Bawang Putih = Allium sativum
  6. Buncis = Phaseolus vulgaris
  7. Bunga Bangkai = Rafflessia arnoldi
  8. Cemara = Araucaria cunninghami
  9. Delima = Punica granatum
  10. Durian = Durio zibenthinus
  11. Eceng Gondok = Eichornia crassipes
  12. Gadung = Dioscorea hispida Denst
  13. Jagung = Zea mays
  14. Jeruk = Citrus sp
  15. Jati = Tectona grandis
  16. Kangkung = Ipomea aquatica
  17. Kacang panjang = Vigna sinensis
  18. Kelapa = Cocos nucifera
  19. Karet = Havea Brasiliensis
  20. Kentang = Solanum tuberosum
  21. Kurma = Phoenix dactylifera
  22. Kopi = Coffea arabica, C. robusta
  23. Lada = Piper Nigrum
  24. Leci = Litchi chinensis
  25. Lobak = Raphanus sativus
  26. Mangga = Mangifera indica
  27. Melati = Mentomori Brunfelsia aniflora
  28. Mawar = Rosaceae sp.
  29. Nangka = Arthocarphus integra
  30. Tomat = Solanum liycopersicum 

Tata cara / Aturan penulisan Nama Ilmiah Pada Hewan / Tumbuhan

Setelah mengetahui Daftar Nama Latin atau Ilmiah Tumbuhan dan Hewan, sebaiknya anda mengetahui tata cara penulisan nama ilmiah pada hewan atau tumbuhan tersebut. Binomial nomenklatur dikenal juga dengan tata nama binomial. Tata nama binomial adalah sebuah aturan penamaan baku yang digunakan oleh semua mahluk hidup atau organisme yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi atau biologi. Tata nama binomial mengambil nama dari nama genus dan nama spesies. Terdapat beberapa aturan dalam tata nama binomial yakni:
  1. Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  2. Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase) dan nama spesies selalu diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  3. Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
  • Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat.
  • Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
4. Setiap makhluk hidup baik hewan dan tumbuhan memiliki nama ilmiah masing-masing.
5. Penamaan ilmiah makhluk hidup menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan.
6. Nama penemu spesies dapat mencantumkan namanya dibelakang nama speciesnya. 
7. Menggunakan aturan singkatan di belakang genus, seperti sp, spp, ssp, dan cf.
8. Jika menuliskan nama tumbuhan yang lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya disatukan atau menggunakan tanda penghubung. 
Demikianlah artikel tentang Daftar Nama Latin atau Ilmiah Tumbuhan dan Hewan, semoga bermanfaat dan jangan lupa berikan komentar anda serta kunjungi terus BLOG BELAJAR.